Bahasa merupakan alat
dari komunikasi yang berfungsi menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan
perasaan. Melalui bahasa, transfer informasi antar individu dan kelompok dapat
terjadi.
Sudaryono
menyatakan, “Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak
sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi
salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.”
Mc
Carthy menyatakan, “Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan
kemampuan berpikir”
Dari
kedua teori tersebut dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi
yang efektif dan dibutuhkan oleh individu untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya. Manusia membutuhkan bahasa agar dapat berinteraksi,
beradaptasi, dan berkomunikasi dengan individu, kelompok, serta elemen-elemen
sosial lain yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian, penguasaan bahasa
secara baik dan benar menjadi syarat bagi setiap individu dalam masyarakat,
karena bahasa merupakan salah satu kunci untuk menciptakan pengertian dan hubungan
baik antar elemen masyarakat. Di samping itu, bahasa merupakan sarana
terciptanya arus informasi sehingga ketidakmampuan seseorang untuk berbahasa secara komunitatif, baik, dan benar dapat
menjadi penghambat baginya untuk maju dan berkembang.
Disamping fungsinya
sebagai alat komunikasi, bahasa dapat juga dikatakan sebagai identitas suatu
bangsa, karena eksistensi suatu bahasa tidak pernah lepas dari sejarah dan
kultur budaya yang dimiliki oleh masyarakat bangsa tersebut. Demikian pula
halnya dengan Bahasa Indonesia, yang merupakan identitas bagi Bangsa Indonesia.
“Kami putra dan putri Indonesia, menjujung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.”
Ikrar ketiga Sumpah Pemuda ini menjadi pertanda bahwa Bahasa Indonesia lahir
dari perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan persatuan rakyat Indonesia
yang plural dan multietnis. Pada masa penjajahan Indonesia hingga awal
kemerdekaan, Bahasa Indonesia memiliki peran yang cukup besar dalam perjuangan
rakyat. Bahasa Indonesia memudahkan rakyat dalam melakukan kerjasama antar
daerah, melakukan koordinasi, serta membangun strategi untuk melawan penjajah.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa peran bahasa sangatlah besar dan sangat
dibutuhkan keberadaannya agar komunikasi dan transfer informasi dapat terjadi.
Dewasa ini, Bahasa
Indonesia telah menjadi mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah Atas, yang kemudian pada akhir tahun diujikan secara nasional. Meskipun
demikian, Bahasa Indonesia ternyata masih belum sepenuhnya dikuasai oleh para peserta
didik.
Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa salah satu
kegagalan siswa SMA pada ujian nasional tahun 2012 adalah pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Data tersebut
membuktikan bahwa kemampuan teoretis Bahasa Indonesia yang dimiliki oleh para
peserta didik masih rendah dan belum mencapai target yang diharapkan oleh
Mendikbud. Fenomena ini menarik, mengingat Bahasa Indonesia
telah dipelajari oleh para peserta didik sejak Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah Atas.
Berbagai penjelasan
telah mengungkap akar permasalahan dari fenomena ini. Misalnya, minat membaca
yang rendah di kalangan siswa, suasana pembelajaran di kelas yang kurang
kondusif, pelajaran Bahasa Indonesia yang dirasa membosankan bagi siswa, fasilitas
perpustakaan yang tidak mendukung, serta kebiasaan menulis yang tidak dibina
dengan sungguh-sungguh hingga pada akhirnya ditinggalkan. Namun, yang menarik dari
fenomena ini adalah: Bagaimana masalah ini dapat terjadi di tengah-tengah
kemajuan media informasi dan komunikasi, yang sejatinya justru dapat mendukung
dan memfasilitasi sarana belajar siswa?
Di era modern ini, media
tidak lagi sekedar menjadi sumber informasi mengenai berita terkini. Akan
tetapi, media juga menjadi sarana hiburan atau bahkan wadah untuk mengisi waktu
luang. Media komunikasi menarik banyak perhatian anak muda sehingga dunia anak
muda kini banyak terisi oleh aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan media
komunikasi, mulai dari kegiatan social-media
hingga kegiatan belajar dan mengumpulkan materi untuk kebutuhan akademis. Semakin
hari, aktivitas anak muda tampak semakin dekat dan bergantung pada
fasilitas-fasilitas media. Didukung oleh keberadaan gadgets berteknologi canggih dengan variasi features yang ada, akses media menjadi sangat mudah bagi para
pemakainya. Arus informasi dan komunikasi di lingkungan anak muda kini menjadi lebih
cepat dan dinamis.
Sayangnya, dalam media terdapat
konten-konten bahasa yang tidak selalu sesuai dengan kaidah bahasa yang baik
dan benar. Tanpa disadari, bahasa yang tidak baku tersebut diserap, dihafal dan
tidak jarang dipahami oleh para pendengar/penonton sebagai bahasa yang baku. Yang
mengkhawatirkan adalah bahwa hal tersebut dapat melemahkan kepekaan para
pendengar/penonton terhadap aturan-aturan bahasa yang sebenarnya berlaku. Dalam
hal ini, penggunaan bahasa yang tidak baku tersebut berpengaruh terhadap
penguasaan bahasa anak muda.
Anak muda sebagai
konsumen media menjadi korban terpaan arus media. Intensitas penggunaan dan
akses media yang tinggi menjadikan anak muda menerima terpaan arus pengaruh
media secara intensif. Dalam hal ini, pengaruh yang dimaksud secara khusus
adalah pengaruh bahasa yang tidak baku. Akibatnya, penggunaan bahasa yang tidak
baku menjadi semakin marak di kalangan anak muda. Kebiasaan menggunakan bahasa
yang tidak baku nantinya dapat menjadi penghambat bagi mereka di dunia
akademis, khususnya ketika dihdaruskan menulis karya akademis atau melakukan
presentasi di hadapan forum yang formal.
Fenomena ini merupakan
sebuah pelajaran dan tantangan bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya
pendidikan Bahasa Indonesia. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah seharusnya
dapat mengimbangi pengaruh-pengaruh bahasa media yang kian populer saat ini. Untuk
itu, dibutuhkan solusi yang cerdas agar pembelajaran bahasa di sekolah menjadi
lebih menarik dan dapat menggugah kesadaran berbahasa para peserta didik. #bridgingcourse04
Referensi:
-
http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/25/06542164/Banyak.Siswa.Tidak.Lulus.Bahasa.Indonesia à 9 september
2012, pukul 12.53 AM
-
http://carapedia.com/pengertian_definisi_bahasa_menurut_para_ahli_info494.html à 8 september
2012, pukul 1.04 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar