Sabtu, 22 September 2012

KONTAK MATA SEBAGAI KOMUNIKASI NON-VERBAL


“Mata tidak pernah berbohong.” Ungkapan ini cukup terkenal di masyarakat. Sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa kejujuran dan ketulusan seseorang dapat dilihat dari sinar matanya. Bahkan ada juga orang-orang yang beranggapan bahwa memang sejatinya hanya matalah yang dapat berkomunikasi  secara apa adanya. Mungkin benar demikian adanya, tatapan mata seseorang dapat berpengaruh pada kepercayaan dan keterbukaan sang lawan bicara. Pada kenyataannya, telah terbukti dari beberapa riset terdahulu bahwa dalam sebuah percakapan 50-60% dari keseluruhan perilaku non-verbal yang ditunjukkan adalah kontak mata, sehingga pesan-pesan tertentu dalam sebuah percakapan dapat tersampaikan melalui sebuah tatapan mata.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa kontak mata adalah sebuah cara untuk melakukan komunikasi. Ada banyak cara dan media yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berdasarkan teori yang ada, dikenal ada dua jenis cara berkomunikasi, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal adalah jenis komunikasi yang menggunakan simbol-simbol verbal, baik secara lisan maupun tertulis.  Sedangkan komunikasi non-verbal merupakan bentuk komunikasi yang tidak disampaikan melalui kata-kata.
Kontak mata, juga dikenal dengan sebutan okulesik, adalah salah satu bentuk dari jenis komunikasi non-verbal. Melalui kontak mata, seseorang (pengirim pesan) dapat menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain (penerima pesan). Kontak mata tergolong dalam komunikasi non-verbal karena transmisi pesan yang terjadi melalui kontak mata tidak menggunakan simbol-simbol verbal.  Namun kemudian bagaimana suatu tatapan mata dapat diterjemahkan menjadi sebuah pesan dengan makna tertentu? Dan apakah makna yang ditangkap oleh seseorang  selalu sama dengan pesan yang dikirim oleh sang pengirim pesan?
Tatapan mata seseorang dapat menceritakan bagaimana kondisi pikiran dan perasaan yang sedang dimilikinya. Layaknya pemancar sinyal, tatapan mata seakan mengirimkan sinyal-sinyal yang kemudian ditangkap oleh sang lawan bicara sebagai sebuah data. Lalu dengan sendirinya data tersebut  diterjemahkan oleh sang lawan bicara menjadi sebuah informasi mengenai keadaan sang komunikator. Sinyal yang terkirim tidak selalu hanya dapat ditangkap oleh seorang lawan bicara saja, melainkan juga dapat tertangkap oleh orang-orang sekitar yang kebetulan pada saat itu ada di sekitar dan menangkap tatapan orang tersebut.
Ketika  seseorang menangkap sebuah tatapan mata, tidak selalu arti yang ditangkap oleh orang tersebut sama dengan informasi yang sebenarnya hendak disampaikan oleh orang yang mengawali kontak mata. Hal ini salah satunya disebabkan oleh adanya perbedaan dalam ‘database’ dan proses penerjemahan yang dimiliki oleh setiap individu. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor subyektif, seperti kepribadian, cara berfikir, kondisi emosi yang sedang dialami, sudut pandang pemikiran, atau bahkan strata sosial dalam masyarakat. Kesalah-pahaman dapat terjadi ketika tatapan dari salah satu pihak yang  saling berkontak mata merefleksikan ungkapan-ungkapan yang kurang jelas atau multi-tafsir.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita kenali beberapa perilaku dan cara-cara orang berkontak mata. Di antara perilaku kontak mata tersebut terdapat ungkapan-ungkapan mata yang dapat terbaca dengan jelas. Misalnya, mata melotot. Mudah dipahami bahwa seseorang yang sedang melotot dengan tatapan terpana pada suatu benda atau orang lain sedang mengalami keterkejutan atau kemarahan.  Contoh lain adalah sikap memutarkan pupil mata, sebagai pertanda bahwa orang tersebut sedang menganggap suatu hal remeh dan tidak terlalu penting. Kemudian tatapan ke bawah, sebuah isyarat bahwa seseorang sedang malu, merasa tidak nyaman, atau takut.  Seseorang yang membuang pandangan/tatapannya dari orang lain menjadi tanda bahwa orang tersebut sedang tidak ingin berurusan dengannya. Lalu sikap seseorang yang melirik secara tajam melalui sudut mata menunjukkan adanya sikap curiga dan tidak percaya.
Disamping tatapan mata yang mudah terbaca, ada juga sikap-sikap yang sedikit sulit untuk diungkapkan. Terkadang  satu tatapan mata bahkan dapat memiliki penafsiran yang berbeda dan saling berlawanan maknanya. Contohnya, tatapan yang kosong, tatapan datar, sikap memalingkan pandangan, mata yang berkedi-kedip, atau sekedar tidak fokus melihat pada satu objek. Orang yang tatapannya datar dapat diartikan sebagai orang yang sedang bosan dan tidak acuh terhadap keadaan. Akan tetapi tatapan yang datar ini dapat juga disangka sebagai ekspresi dari perasaan yang sedih,  sedang mudah tersinggung, atau bahkan sedang melawan.
Setiap ungkapan yang terpancar dari mata seseorang juga diperjelas oleh kerutan-kerutan mata dan tarikan otot-otot wajah. Ekspresi wajah memudahkan kita dalam membaca hal yang secara nonverbal sedang berusaha diungkapkan oleh seseorang.
Pemahaman setiap orang mengenai satu tatapan mata dapat berbeda dengan org lain. Sayangnya, pesan-pesan yang tersirat melalui kontak mata kadang teraabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal memperhatikan kontak ini penting, agar kita bisa memiliki patokan dan batasan dalam bersosialisaasi dengan masyarakat. Jika tidak, hal ini dapat menyebabkan kesalah-pahaman dan miss komunikasi.
Komunikasi melalui kontak mata memang lebih sulit untuk dipahami dan dikuasai, namun kontak mata bukanlah sumber kesalah-pahaman. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa tatapan seseorang dalam sebuah kontak mata dapat menyebabkan adanya penafsiran ganda terhadap pesan yang ditransmisikan, Dengan demikian, agar dapat memahami apa yang sebenarnya sedang disampaikan, pihak-pihak yang berkaitan harus menafsirkan sinyal-sinyal yang ditangkap secara tidak tergesa-gesa, agar tidak menimbulkan kesalah-pahaman. Selain itu juga diperlukan penilaian yang objektif dalam memaknai suatu tatapan mata. Hal ini untuk menghindari dan meminimalisir kesalah-pahaman yang disebabkan oleh subyektifitas diri dan sudut pandang yang hanya sepihak. #bridgingcourse05

Referensi:
-          id.wikipedia.org/wiki/Kontak_mata

Senin, 17 September 2012

Seputar Kuliah dan Bisnis Kuliner


Untuk melunasi tugas testimony saya hari ini, saya tadi ngobrol-ngobrol dengan Mas Afdhal Yaned. Mas Afdhal lahir pada tanggal 17 Februari 1993 di Pekanbaru… *eghm*
Sebagai mahasiswa komunikasi, Mas Afdhal tertarik pada dunia marketing dan periklanan. Karenanya Mas Afdhal mengikuti BSO Deadline. Dengan alasan yang sama pula Mas Afdhal memilih komunikasi strategis sebagai konsentrasi kuliahnya.
Kronologi Mas Afdhal memilih kuliah di jurusan komunikasi ternyata cukup panjang. Sejak SMA Mas Afdhal memiliki ketertarikan pada bidang ekonomi, khususnya ekonomi-akuntansi. Berdasarkan minat ini Mas Afdhal memperoleh gambaran bahwa nantinya ia ingin melanjutkan kuliah di jurusan akuntansi. Akan tetapi, Mas Afdhal cepat menyadari bahwa peminat jurusan akuntansi sangatlah tinggi sehingga persaingan untuk memperebutkan kursi di jurusan ini menjadi  sangat ketat. Melihat kondisi tersebut, Mas Afdhal mencari alternatif jurusan lain yang ilmunya tetap berkaitan seputar bisnis. Darisini Mas Afdhal melihat potensi yang cukup baik dalam jurusan komunikasi, terutama potensi bisnis dari segi advertising dan marketing.
Mas Afdhal ternyata sangat berorientasi pada dunia wirausaha atau bisnis. Ia mengaku memiliki passion dalam bisnis kuliner. Saat ini Mas Afdhal sudah mulai melakoni beberapa bisnis kuliner, yaitu bisnis keripik dan pempek. Baru-baru ini katanya juga ada rencana untuk menambah dengan bisnis kue donat, tapi masih belum terealisasikan. Alasan Mas Afdhal memilih bisnis kuliner sebagai kegiatan wirausahanya cukup menarik, “supaya kalo gak laku bisa dimakan sendiri….,” demikian ungkap Mas Afdhal. Hahaha, bagi-bagi boleh kali mas :D
Ada beberapa tips kuliah yang diberikan oleh Mas Afdhal. Pertama, sebagai mahasiswa kita harus memiliki prinsip dan kemudian berpegang pada prinsip itu secara konsisten. Kedua, sejak dini kita harus sudah tahu apa yang ingin kita kejar dan kita dapatkan agar dalam perjalanannya kita selalu merasa bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan selama kuliah. Ketiga, kuliah itu sebenarnya bukan sekedar mencari nilai melainkan mencari ilmu. “Namun semua ini tentunya kembali pada prinsip dan tujuan diri kita masing-masing…,” lanjutnya. Bagi saya, yang paling adalah nasehat bahwa kita harus menjadi individu yang "tidak-biasa-biasa-saja". Kita harus mampu menampilkan bahwa diri kita berbeda dan unik.
Mas Afdhal bercita-cita dapat mengurangi minimal 1% pengangguran di Indonesia. Harus saya akui, itu sebuah cita-cita yang hebat dan juga sangat mulia. Nah, semoga berhasil ya Mas! Amiiin…. Sukses selalu ya bisnis-bisnisnya! :D Makasih buat waktu dan kesempatan ngobrolnya… J

Minggu, 16 September 2012

"Adanya Cuma Suka.."


Kali ini testimony saya adalah tentang Mbak Sisiana Noer Pradita, yang akrab dengan sapaan Mbak Sisil. Mbak Sisil berasal dari Jakarta dan lahir pada tanggal 28 Juli 1993. Kakak ini sudah sangat tidak asing lagi bagi kita semua, karena sering menjadi MC dalam kegiatan-kegiatan kampus sebelumnya, seperti PPSMB jurusan komunikasi COSMO yang lalu. Memasuki semester ketiganya, Mbak Sisil memilih komunikasi strategis untuk konsentrasi kuliahnya.
Bagi saya, Mbak Sisil adalah orang yang ramah. ceria dan murah senyum. Mbak SIsil mengakui bahwa kegiatan yang menjadi hobinya adalah tidur. Hahaha, setuju Mbaaak! :D Di luar kegiatan perkuliahan, Mbak Sisil mengikuti BSO Public Relation dan Deadline. Disamping itu, Mbak Sisil juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan, dan juga sering menjadi MC ketika ada acara.
Ketika ditanya apa yang menjadi suka dan duka selama satu tahun kuliah di komunikasi, Mbak SIsil menjawab bahwa sejauh ini hanya ‘’suka’’ yang dirasakannya. Katanya, dari jurusan ini Mbak Sisil bertemu banyak teman, dan itulah yang menjadikan kuliah di jurusan komunikasi ini sangat menyenangkan baginya. Bagi Mbak Sisil kuliah di jurusan komunikasi ini santai dan selalu menyenangkan. Namun Mbak Sisil mengaku, bahwa satu-satunya duka yang pernah dirasakannya dalah ketika memperoleh nilai C/D untuk salah satu mata kuliahnya. Tapi Mbak Sisil optimis dan yakin bahwa nilai untuk mata kuliah itu bisa diperbaiki lagi.
Berhubung saat itu jam kuliah Mbak Sisil sudah mulai, jadi ngobrol-ngobrolnya hanya sampai sekian. 
Demikian testimony saya tentang Mbak Sisil. Nice to know you Mbak Sisil, semangat kuliahnya yaaa Mbak J Thanks Mbak J

Sabtu, 15 September 2012

"Masih Kurang Rame"


Kali ini testimony saya berisi cerita tentang Mbak Hana Ivana. Kakak angkatan 2011 ini akrab disapa dengan sapaan Mbak Hana. Mbak Hana mengambil komunikasi strategis sebagai konsentrasi kuliahnya. Alasannya adalah karena Mbak hana suka dengan dunia iklan. Dengan alasan yang sama tersebut Mbak Hana mengikuti BSO Deadline sebagai salah satu aktivitas di luar kuliahnya.
Kemarin (14 September 2012), saya dan beberapa teman saya ketemu Mbak Hana di tangga selasar, yang saat itu sedang berkumpul sama dua temannya, yaitu Mbak Inas dan Mbak Sekar. Setelah bergabung dengan Mbak Hana dan teman-temannya, kami berbincang-bincang cukup panjang. Mulai dari cerita-cerita tentang hal perkuliahan di jurusan komunikasi, sampai ke tips-tips maba.
Salah satu tips jadi maba itu katanya harus bisa SKSD (sok kenal sok deket), gimanapun caranya, dan dengan cara yang tetap sopan di hadapan kakak angkatan. Kalo pendapatnya Mbak Hana tentang angkatan 2012, katanya angkatan baru komunikasi saat ini masih kurang ‘heboh’, istilahnya kurang rame gitulah. Daaaaan (seperti kata kakak-kakak angkatan lainnya), jumlah cowoknya terlalu sedikit. Hehe bukan salah kami para wanita kan mbak? J
Nice to know you Mbak Hana J Makasih untuk kesempatan ngobrolnya… J

Jumat, 14 September 2012

Dari Hobi Jadi Bisnis



Obrolan hari ini adalah bersama Mbak Sekar dari komunikasi 2011, yang baru saja memasuki awal semester tiga. Karena minat dan ketertarikan Mbak Sekar di dunia periklanan, Mbak Sekar memilih komunikasi strategis sebagai konsentrasi studinya.
Setelah beberapa saat ngobrol kesana-kesini sama, kita akhirnya sampai di satu topik yang menarik, yaitu tentang  usaha hand drawing-nya Mbak Sekar. Katanya, Mbak Sekar sudah suka menggambar sejak kecil, dan sekarang kesukaan itu membuka peluang usaha baginya.
Gimana usaha hand drawing yang dilakoni Mbak Sekar ini? “Semacam nggambar-nggambar di kaos gitu” jelas Mbak Sekar. Jadi, dengan bakat nggambar ini, Mbak Sekar ‘memproduksi’ kaos-kaos bergambar yang lucu-lucu, unik, dan limited edition gitu, dengan desain-desain bergenre pop-art. Daaaaaan, jangan salah, produksi yang dimaksud disini bukan sekedar produksi kaos dengan desain gambar dan dicetak pake sablon looh…. Kaos-kaos ini bener-bener digambar tangan sama Mbak Sekar. Kreatif dan double wow banget yaaa kakak kita ini :))
            Penasaran kaya apa hasil karya dan produk-produknya Mbak Sekar? Follow dulu ke @teemusketeer dan buruan diorder yaaa kaosnya :D

p.s. promosinya udah sah belum mbak? hehehe :3 aku maaauuu mbaaak kaosnyaaaa :))

Kamis, 13 September 2012

MEDIA DAN BAHASA ANAK MUDA


Bahasa merupakan alat dari komunikasi yang berfungsi menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa, transfer informasi antar individu dan kelompok dapat terjadi.  
Sudaryono menyatakan, “Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.”
Mc Carthy menyatakan, “Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir”
Dari kedua teori tersebut dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dan dibutuhkan oleh individu untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Manusia membutuhkan bahasa agar dapat berinteraksi, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan individu, kelompok, serta elemen-elemen sosial lain yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian, penguasaan bahasa secara baik dan benar menjadi syarat bagi setiap individu dalam masyarakat, karena bahasa merupakan salah satu kunci untuk menciptakan pengertian dan hubungan baik antar elemen masyarakat. Di samping itu, bahasa merupakan sarana terciptanya arus informasi sehingga ketidakmampuan seseorang untuk berbahasa secara komunitatif, baik, dan benar dapat menjadi penghambat baginya untuk maju dan berkembang.
Disamping fungsinya sebagai alat komunikasi, bahasa dapat juga dikatakan sebagai identitas suatu bangsa, karena eksistensi suatu bahasa tidak pernah lepas dari sejarah dan kultur budaya yang dimiliki oleh masyarakat bangsa tersebut. Demikian pula halnya dengan Bahasa Indonesia, yang merupakan identitas bagi Bangsa Indonesia. “Kami putra dan putri Indonesia, menjujung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.” Ikrar ketiga Sumpah Pemuda ini menjadi pertanda bahwa Bahasa Indonesia lahir dari perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan persatuan rakyat Indonesia yang plural dan multietnis. Pada masa penjajahan Indonesia hingga awal kemerdekaan, Bahasa Indonesia memiliki peran yang cukup besar dalam perjuangan rakyat. Bahasa Indonesia memudahkan rakyat dalam melakukan kerjasama antar daerah, melakukan koordinasi, serta membangun strategi untuk melawan penjajah. Dengan demikian dapat dilihat bahwa peran bahasa sangatlah besar dan sangat dibutuhkan keberadaannya agar komunikasi dan transfer informasi dapat terjadi.
Dewasa ini, Bahasa Indonesia telah menjadi mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, yang kemudian pada akhir tahun diujikan secara nasional. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia ternyata masih belum sepenuhnya dikuasai oleh para peserta didik.
Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa salah satu kegagalan siswa SMA pada ujian nasional tahun 2012 adalah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Data tersebut membuktikan bahwa kemampuan teoretis Bahasa Indonesia yang dimiliki oleh para peserta didik masih rendah dan belum mencapai target yang diharapkan oleh Mendikbud. Fenomena ini menarik, mengingat Bahasa Indonesia telah dipelajari oleh para peserta didik sejak Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.
Berbagai penjelasan telah mengungkap akar permasalahan dari fenomena ini. Misalnya, minat membaca yang rendah di kalangan siswa, suasana pembelajaran di kelas yang kurang kondusif, pelajaran Bahasa Indonesia yang dirasa membosankan bagi siswa, fasilitas perpustakaan yang tidak mendukung, serta kebiasaan menulis yang tidak dibina dengan sungguh-sungguh hingga pada akhirnya ditinggalkan. Namun, yang menarik dari fenomena ini adalah: Bagaimana masalah ini dapat terjadi di tengah-tengah kemajuan media informasi dan komunikasi, yang sejatinya justru dapat mendukung dan memfasilitasi sarana belajar siswa?
Di era modern ini, media tidak lagi sekedar menjadi sumber informasi mengenai berita terkini. Akan tetapi, media juga menjadi sarana hiburan atau bahkan wadah untuk mengisi waktu luang. Media komunikasi menarik banyak perhatian anak muda sehingga dunia anak muda kini banyak terisi oleh aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan media komunikasi, mulai dari kegiatan social-media hingga kegiatan belajar dan mengumpulkan materi untuk kebutuhan akademis. Semakin hari, aktivitas anak muda tampak semakin dekat dan bergantung pada fasilitas-fasilitas media. Didukung oleh keberadaan gadgets berteknologi canggih dengan variasi features yang ada, akses media menjadi sangat mudah bagi para pemakainya. Arus informasi dan komunikasi di lingkungan anak muda kini menjadi lebih cepat dan dinamis.
Sayangnya, dalam media terdapat konten-konten bahasa yang tidak selalu sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar. Tanpa disadari, bahasa yang tidak baku tersebut diserap, dihafal dan tidak jarang dipahami oleh para pendengar/penonton sebagai bahasa yang baku. Yang mengkhawatirkan adalah bahwa hal tersebut dapat melemahkan kepekaan para pendengar/penonton terhadap aturan-aturan bahasa yang sebenarnya berlaku. Dalam hal ini, penggunaan bahasa yang tidak baku tersebut berpengaruh terhadap penguasaan bahasa anak muda.
Anak muda sebagai konsumen media menjadi korban terpaan arus media. Intensitas penggunaan dan akses media yang tinggi menjadikan anak muda menerima terpaan arus pengaruh media secara intensif. Dalam hal ini, pengaruh yang dimaksud secara khusus adalah pengaruh bahasa yang tidak baku. Akibatnya, penggunaan bahasa yang tidak baku menjadi semakin marak di kalangan anak muda. Kebiasaan menggunakan bahasa yang tidak baku nantinya dapat menjadi penghambat bagi mereka di dunia akademis, khususnya ketika dihdaruskan menulis karya akademis atau melakukan presentasi di hadapan forum yang formal.
Fenomena ini merupakan sebuah pelajaran dan tantangan bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan Bahasa Indonesia. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah seharusnya dapat mengimbangi pengaruh-pengaruh bahasa media yang kian populer saat ini. Untuk itu, dibutuhkan solusi yang cerdas agar pembelajaran bahasa di sekolah menjadi lebih menarik dan dapat menggugah kesadaran berbahasa para peserta didik. #bridgingcourse04


Referensi:
-          http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/25/06542164/Banyak.Siswa.Tidak.Lulus.Bahasa.Indonesia    à 9 september 2012, pukul 12.53 AM
-          http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda   à 8 september 2012, pukul 11.51 PM
-          http://carapedia.com/pengertian_definisi_bahasa_menurut_para_ahli_info494.html   à 8 september 2012, pukul 1.04 AM

Hubungan Baik Itu Penting


Kali ini saya akan sedikit bercerita mengenai sebuah wawancara dengan kakak angkatan, Mbak Fitria Ananta. Sebenarnya obrolan kami tadi tidak formal layaknya sebuah wawancara pada umumnya, melainkan lebih terlihat seperti ajang sharing antara kakak dan adik. Pada kesempatan berbagi dan bercerita tersebut, banyak hal menarik yang diungkapkan oleh Mbak Fitria Ananta tentang jurusan ilmu komunikasi yang menjadikan saya semakin tertarik dan suka pada jurusan ilmu komunikasi.
Kakak angkatan komunikasi yang akrab disapa dengan panggilan Mbak Thya ini adalah kakak angkatan 2011. Mbak Thya baru saja memasuki semester ketiga dari studi S1-nya di jurusan komunikasi. Karena ketertarikannya pada ilmu-ilmu terkait public relation, Mbak Thya memilih komunikasi strategis sebagai konsentrasi studinya.
Mbak Thya merupakan panitia dalam acara Great Camping yang akan datang, dimana ia menduduki posisi pada seksi hubungan masyarakat (humas). Menurut pengalaman Mbak Thya, acara Great Camping merupakan tradisi yang spesial dari jurusan komunikasi. Tradisi ini sudah ada secara turun-temurun. Pada acara ini akan diadakan berbagai acara yang menyenangkan dan fun. Pastinya, acara Great Camping ini akan membangun rasa keakraban dan kekeluargaan yang kuat di antara warga komunikasi. Great Camping dan berbagai tradisi keakraban lainnya yang terdapat dalam jurusan ilmu komunikasi menjadikan jurusan ini sangat istimewa.
Kemudian ada beberapa pesan yang disampaikan oleh Mbak Thya kepada kami, salah satu di antaranya  adalah mengenai pentingnya menjaga hubungan baik antara sesama warga komunikasi. Hubungan baik tersebut patut dibangun, dikuatkan, dijaga, dan dipelihara, baik itu hubungan personal antar teman satu angkatan, maupun hubungan antar angkatan. Berkaitan dengan hal ini, Mbak Thya mengingatkan untuk selalu bersikap sopan, agar hubungan baik antar warga komunikasi dapat terjaga. Perlu diingat bahwa sikap sopan bukanlah tuntutan kakak angkatan semata, namun pada kenyatannya sikap sopan dan menghargai memang merupakan bagian dari sebuah proses  menuju keakraban dan kekeluargaan.
Demikian hasil yang diperoleh dari obrolan dengan Mbak Fitria Ananta.
Thank you Mbak Thya untuk waktu dan kesempatan ngobrolnya tadi J

Jumat, 07 September 2012

KARANG TARUNA JAYA KUSUMA SEBAGAI PERANGSANG KEPEKAAN SOSIAL MASAYARAKAT DESA SINGOSAREN


PENDAHULUAN

Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisipan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat, khususnya generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak di bidang kesejahteraan sosial.
Karang Taruna Jaya Kusuma berdiri pada tanggal 13 Maret 2009, dengan struktur  organisasi yang terdiri dari seorang ketua, bendahara, sekretaris dan seksi-seksi yang memiliki koordinatornya masing-masing. Dalam kepengurusan Karang Taruna Jaya Kusuma, jabatan wakil ketua ditiadakan karena dianggap tidak efektif. Tanggung jawab dan tugas-tugas wakil ketua kemudian dilimpahkan pada koordinator dari tiap-tiap seksi yang ada.
Karang Taruna Jaya Kusuma berasal dari Desa Singosaren, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Desa Singosaren ini terletak di wilayah suburban, yaitu suatu wilayah di luar batas-batas kota tetapi letaknya tidak jauh dari pusat kota. Oleh karenanya, di Desa Singosaren dapat diidentifikasi keberadaan kultur masyarakat kota di tengah-tengah budaya hidup masyarakat desa.
Dengan letaknya yang strategis dan didukung oleh ketersediaan sumber daya alam serta sektor-sektor perekonomian yang ada, Desa Singosaren sebenarnya merupakan desa yang memiliki potensi besar untuk maju. Namun, hal terpenting disini adalah warga masyarakat desa, yang merupakan pemeran utama pembangunan desa. Dibutuhkan kesadaran, kemauan, dan kerja-sama warga agar dapat membangun desa menjadi lebih maju dan produktif.
Akan tetapi, menggugah kesadaran masyarakat bukanlah hal yang mudah dilakukan. Maka bagaimanakah upaya Karang Taruna Jaya Kusuma untuk menggugah ‘wong ndeso’ agar optimis dalam memajukan kesejahteraan desa dan kehidupan masing-masing?
Karang Taruna Jaya Kusuma memiliki empat misi. Misi yang pertama adalah memberikan akses informasi yang seluas-luasnya untuk memperbaiki kualitas kehidupan. Kemudian yang kedua adalah memberikan peluang-peluang pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal  yang setinggi-tingginya. Ketiga, memberikan peluang ekonomi yang selebar-lebarnya. Lalu yang keempat membangun karakter pemuda Singosaren yang berjiwa Pancasila.

ISI

Tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan memperoleh pendidikan antara desa dan kota masih belum merata. Hal ini tampak dari kecilnya kesempatan maupun sarana penunjang pendidikan yang ada di desa apabila dibandingkan dengan yang ada di kota. Kualitas pendidikan di desa dengan pendidikan di kota pun tidak setara. Ketidak-setaraan semacam ini ternyata memiliki beberapa dampak yang kurang baik. Salah satunya yaitu timbulnya anggapan bahwa masyarakat desa adalah masyarakat yang rendah, tertinggal dan tidak berpendidikan. Sebagai kelanjutan dari dampak tersebut, timbul juga istilah-istilah ‘mendes’ (mentel ndeso) dan ‘gondes’ (gento ndeso) di kalangan anak muda, yang marak digunakan untuk menggambarkan pemuda-pemudi yang dianggap tidak kenal jaman, ketinggalan jaman, atau berlebih-lebihan dalam melakukan sesuatu. Tanpa disadari, anggapan-anggapan tersebut menimbulkan stratifikasi dan diskriminasi terhadap masyarakat dan hal-hal lain yang bersifat ‘ndeso’, sehingga masalah ketidak-merataan ini menjadi masalah sosial yang cukup rumit.
Masyarakat desa harus maju, setidaknya dalam hal pendidikan. Dengan segala sumber daya yang ada, desa dapat ditumbuh-kembangkan menjadi suatu pusat kegiatan yang maju dan dinamis. Untuk itu, inisiatif masyarakat setempat untuk bekerja keras menjadi kunci utama bagi kemajuan desa.
Berkaitan dengan ini, Karang Taruna Jaya Kusuma memiliki satu visi, yaitu mencerdaskan kehidupan pemuda Singisaren pada khususnya dan masyarakat Singosaren pada umumnya. Visi ini diwujudkan melalui beberapa program kerja. Salah satu program kerja Karang Taruna Jaya Kusuma ialah mengusahakan kesempatan untuk anak-anak, pemuda-pemudi desa dan bahkan orang tua agar dapat meraih pendidikan. Sehingga, dalam hal ini Karang Taruna Jaya Kusuma berperan membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah kesejahteraan sosial di tingkat desa, khususnya masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Dengan berpedoman dasar pada komitmen terhadap tanggung jawab sosial, Karang Taruna Jaya Kusuma secara bertahap memberi peluang bagi masyarakat desa pada umumnya dan pemuda pada khususnya untuk bertukar ilmu pengetahuan dan pengalaman. Selain itu, Karang Taruna Jaya Kusuma juga memiliki program-program lain, seperti penyediaan fasilitas internet dan pojok baca Sinau Bareng, yang bertujuan agar pada saatnya masyarakat dan pemuda desa Singosaren tidak sekedar mengonsunsi ilmu pengetahuan, tetapi juga kompeten dalam memproduksi ilmu.

PENUTUP

Kesejahteraan sosial merupakan cita-cita bangsa, namun pada kenyataannya masih banyak daerah-daerah yang hingga saat ini masih tertinggal atau bahkan belum tersentuh sama sekali.
Masalah sosial merupakan tanggung jawab bersama, yang penyelesainnya harus dilaksanakan oleh seluruh warga masyarakat secara serempak dan terkoordinasi. Pemuda sebagai generasi muda seharusnya peka terhadap fenomena-fenomena sosial yang sedang terjadi dan harus memiliki inisiatif untuk bergerak melakukan suatu perubahan. Sebagai pilar masa depan bangsa, hendaknya pemuda sejak dini memekakan diri terhadap lingkungan sosialnya. Aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan swadaya masyarakat merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan pemuda untuk menumbuhkan jiwa kemanusiaan. Partisipasi pemuda dalam kegiatan kemasyarakatan secara tidak langsung juga membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
            Karang Taruna Jaya Kusuma memancing pemuda untuk ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di Desa Singosaren. Pemuda menjadi tajam kepekaaan sosialnya ketika dilibatkan secara langsung dalam kegiatan organisasi, baik dalam hal kepengurusan maupun kegiatan belajar-mengajar dan berbagi ilmu pengetahuan di sanggar. Melalui terjun langsung inilah kepekaan dan kesadaran akan tanggung-jawab sosial pemuda di  daerahnya akan tumbuh.
            Karang Taruna Jaya Kusuma bergerak dengan mendaya-gunakan sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh Desa Singosaren, sehingga tidak sedikit warga desa yang terlibat ketika Karang Taruna mengadakan kegiatan-kegiatan. Pembauran masyarakat seperti ini akan memperkenalkan warga desa terhadap berbagai upaya dan kemungkinan yang masih ada dan  dapat dilakukan untuk membangun kesejahteraan masyarakat desa.
            Kepengurusan yang tidak diikat oleh aturan apapun melainkan sebuah komitmen terhadap masyarakat desa mengenai tanggung-jawab pengurus terhadap kesejahteraan sosial warga, merupakan suatu pebuktian bahwa  Karang taruna Jaya Kusuma memilikii tanggung-jawab kontribusi nyata untuk kemajuan Desa Singosaren. #bridgingcourse03



Narasumber:  Lisa Lindawati, ketua Karang Taruna Jaya Kusuma.

Referensi:

MENARIK, IKLAN SABUN MANDI


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian iklan adalah ‘’berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.’’
Iklan berfungsi untuk mempengaruhi pikiran para pendengar atau penonton mengenai produk yang ditawarkan oleh perusahaan pembuat iklan, agar bertindak sesuai dengan keinginan pemasang iklan. Oleh karenanya, iklan harus memiliki desain yang menarik, dengan satu ciri khas tertentu yang membedakannya dari produk sejenis milik perusahaan lain.
Dalam iklan terdapat beberapa elemen yang berpengaruh terhadap pembentukan pikiran, ide, dan gagasan masyarakat. Elemen pertama adalah heard words, yaitu kata-kata yang terdengar dalam iklan yang dapat membuat pendengar semakin mengerti akan maksud pesan iklan yang disampaikan. Kedia, elemen music. Elemen ini mencakup music yang terdapat dalam tayangan iklan, termasuk iringan music dan lagu yang ditampilkan. Ketiga, elemen seen words, merupakan kata-kata yang terlihat pada tayangan iklan sehingga dapat mempengaruhi banyak pemirsa. Elemen keempat adalah elemen picture, yaitu gambar atau tayangan iklan yang meliputi obyek yang digunakan, figure yang digunakan, serta adegan yang ditampilkan. Elemen kelima adalah elemen colour, merupakan komposisi atau keserasian warna gambar serta pengaturan cahaya yang terdapat dalam tampilan tayangan iklan. Terakhir, elemen movement. Elemen movement adalah gerakan pada tayangan iklan yang dapat mempengaruhi emosi seseorang untuk larut di dalamnya, meliputi fragmen cerita dari adegan yang ditampilkan.
Setiap perusahaan tentu berkepentingan agar produknya laku di pasar. Untuk itu, produsen perlu meyakinkan masyarakat bahwa produk milik perusahaannya merupakan suatu produk yang berkualitas, unggul, dan berdaya saing. Di era modern seperti ini serta didukung oleh kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi, dunia periklanan telah berkembang pesat. Penawaran produk melalui berbagai media menjadi lebih mudah dan cepat. Salah satu produk yang banyak ditawarkan saat ini melalui iklan di media televisi adalah sabun mandi. Sabun mandi merupakan suatu produk kebutuhan primer masyarakat, sehingga permintaan terhadap sabun mandi cukup tinggi. Namun, perlu diingat bahwa tidak sedikit perusahaan yang memproduksi sabun mandi. Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui sabun mandi dari berbagai merk. Oleh karenanya, dapat dilihat bahwa penawaran produk sabun mandi dari setiap perusahaan akan berbeda-beda. Setiap merk pasti memiliki karakter atau ciri khas tertentu yang membedakannya dari merk-merk lain.
Meskipun memiliki ciri khas masing-masing, pada dasarnya semua iklan sabun mandi menyampaikan satu pesan utama yang sama, yaitu pesan bahwa sabun mandi merupakan hal yang terpenting dan tidak bisa dilupakan ketika kita mandi. Memang benar, mandi harus menggunakan sabun, tetapi bukankah sebenarnya air lebih utama dalam membersihkan tubuh? Maka yang menarik adalah bagaimana iklan sabun mandi tersebut mengemas pesannya hingga masyarakat mengerti dan menangkap pesan bahwa sabun mandi pentingnya. Jika diperhatikan, banyak iklan sabun mandi yang diawali oleh cerita tentang satu/beberapa tokoh bintang iklan yang mengekspresikan ‘kegalauan’  karena aktivitasnya terhambat, merasa tidak percaya diri karena penampilannya, atau merasa kurang fit dan tidak bersemangat. Namun seketika mereka menjadi segar bugar, cantik, percaya diri, dan bersemangat setelah mandi menggunakan sabun mandi yang mereka iklankan. Tanpa disadari, hal ini membentuk suatu gagasan atau pemikiran bahwa sabun mandi merupakan sebuah solusi untuk kembali menyamankan diri dari keadaan yang kurang nyaman.
Iklan sabun mandi memiliki satu bagian lagi yang menarik, yaitu bagian iklan dimana ditampilkan gaya dari seseorang yang sedang mandi. Bagian ini sebenarnya sesuai dan kontekstual dengan jenis produk yang diiklankan, namun yang menjadikannya unik adalah wujud perasaan bahagia yang diekspresikan oleh bintang iklan ketika mandi. Hal ini terlihat lucu, karena mandi merupakan kebutuhan sehari-hari yang dalam kenyataannya tidak menimbulkan perasaan bahagia seperti yang ditayangkan dalam iklan.
Sebagai contoh, ambil saja tiga merk sabun mandi yang cukup populer saat ini, yaitu Lux, Biore, dan Dettol. Iklan sabun milik Lux menceritakan tentang seseorang yang menjadi pusat perhatian setelah mandi dengan sabun Lux. Setelah menggunakan sabun Lux, ia seketika tampak cantik dan anggun. Dengan diwarnai oleh gaya yang elegan, muncullah kesan bahwa sabun mandi Lux merupakan produk yang exclusif.
Berbeda dengan iklan sabun mandi milik Biore. Jika Lux menampilkan gaya yang elegan, maka Biore membawakan kehidupan sehari-hari sebagai tema iklan. Dalam iklan sabun mandi biore, ditampilkan bintang iklan yang percaya diri dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari karena kulitnya yang tampak cerah dan lembut.
Kemudian ada juga sabun mandi Dettol yang diidentikkan dengan sabun mandi pembunuh kuman. Iklan sabun mandi Dettol diawali oleh bintang iklan yang tengah berakrifitas olah-raga. Kemudian, setelah beberapa saat, mereka merasa lelah, tidak nyaman dan mengalami gatal-gatal. Kemudian setelah mandi dengan menggunakan sabun Dettol, kulit mereka seketika bersih bebas kuman, dan kembali bersemangat berolah-raga. Iklan sabun Dettol memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh iklan sabun mandi lainnya. Yang pertama adalah adanya penggambaran kuman-kuman atau bakteri tubuh yang diperbesar. Lalu yang kedua adalah pembungkusan bintang iklan oleh sebuah cahaya kehijauan setelah mereka mandi dengan sabun Dettol, yang menandakan bahwa mereka telah bebas dari kuman.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hal utama yang menjadikan iklan sabun mandi menarik adalah cara yang digunakan untuk mengemas pesan, sehingga produk yang sederhana ini dapat terlihat hebat dalam peranannya sebagai perlengkapan mandi masyarakat. #bridgingcourse02

  
Referensi:

SAYA DAN ILMU KOMUNIKASI


Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan saya dalam dalam Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada sebagai pilihan program studi saya. Alasan saya memilih melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada adalah karena Universitas Gadjah Mada memiliki rate yang baik di tigkat nasional maupun internasional.
Hal utama yang menjadi pertimbangan saya saat akan menentukan pilihan jurusan adalah nasehat seorang guru dari bimbingan belajar saya di masa SMA. Beliau adalah guru bidang studi ekonomi sekaligus sosiologi, yang akrab dengan sapaan Pak Ucok. Beliau mengatakan bahwa ada tiga hal penting yang harus diprioritaskan dalam menentukan bidang studi di perguruan tinggi. Hal yang pertama adalah minat, kedua bakat, dan terakhir potensi. Saya sependapat dengan beliau. Menurut saya belajar/studi  akan terasa lebih mudah ketika diri kita sendiri mampu menikmati segala prosesnya dan menjadikannya suatu kegiatan yang menyenangkan. 
Saat harus memutuskan jurusan di perguruan tinggi, minat menjadi prioritas utama saya. Saya memiliki ketertarikan pada banyak hal. Namun, semua ketertarikan itu dapat dirangkum hanya menjadi satu minat, yaitu minat untuk berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sosial. Sebenarnya saat itu saya belum memiliki gambaran khusus tentang profesi apa yang nantinya dapat saya miliki melalui minat saya ini. Sempat saya khawatir bahwa minat ini hanya akan membawa saya pada masa depan yang tak berarah. Namun, berdasarkan realita kehidupan yang ada dalam masyarakat saat ini, dapat kita lihat bahwa sesungguhnya negeri ini masih banyak membutuhkan tenaga-tenaga sosial, terutama tenaga sukarela untuk membantu menangani rakyat di daerah tertinggal dan/atau terpencil. Maka saya yakin, bahwa sesungguhnya ada begitu banyak kesempatan kerja yang belum terisi di negeri ini. Oleh karenanya, saya tidak terlalu memikirkan berat-berat mengenai apa jadinya saya kelak. Yang terpenting adalah saya mencari ilmu, dan suatu saat ilmu itu dapat saya terapkan untuk menjadi manfaat bagi masyarakat.
Saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari-cari bidang studi manakah yang benar-benar sesuai dengan minat saya di atas. Banyak pihak yang memberi masukan dan pengarahan. Tidak sedikit dari mereka yang menghimbau saya  agar memilih jurusan komunikasi. Orang-tua turut memberi banyak nasehat dan petuah, namun menyerahkan segala keputusan kembali pada saya. Banyak guru, wali kelas, dan badan konseling sekolah yang pada saat itu yakin bahwa jurusan komunikasi adalah pilihan yang tepat untuk saya. Pertama saya merasa tidak yakin mengenai saran mereka, tetapi kemudian saya memutuskan untuk mulai mencari informasi lebih luas mengenai jurusan ini.
Menurut William Albig, “Komunikasi adalah proses social, dalam arti pelemparan pesan/lambing yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.” Kemudian, secara definitif ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari proses dan cara-cara untuk mentransfer ide dari satu individu/grup ke individu maupun grup yang lain. Proses transfer itu sendiri bisa melalui media tertulis, lisan, maupun media-media yang lain. 
Hal utama yang menjadikan jurusan ilmu komunikasi menarik bagi saya adalah materi pembelajaran yang terkonsentrasi di dalamnya.  Dari penjelasan di atas, nampak bahwa ilmu komunikasi merupakan suatu ilmu sosial yang bertitik tolak pada proses penyampaian dan penangkapan informasi, ide, dan gagasan antar manusia maupun kelompok.  Ternyata, bidang studi ini terasa sejalan dengan minat saya. Dalam jurusan ilmu komunikasi terdapat dua konsentrasi. Yang pertama yaitu konsentrasi komunikasi media-jurnalistik, yang nantinya akan menitikberatkan pembelajaran pada bidang media dan jurnalistik. Kemudian konsentrasi yang kedua adalah komunikasi strategis, yang titik-beratnya terletak pada bidang ilmu periklanan dan public relation. Keberadaan dua konsentrasi ini ternyata juga memperjelas arah studi yang akan saya tempuh, yang sebelumnya masih berupa konsep yang masih terlalu luas. Mulai jelas pula gambaran mengenai jenis profesi dan karier yang nantinya dapat saya miliki. Mulai saat itulah saya yakin, bahwa jurusan komunikasi adalah jurusan yang tepat bagi saya, karena sesuai dengan minat dan cita-cita saya. #bridgingcourse01

Referensi: