Jumat, 07 September 2012

KARANG TARUNA JAYA KUSUMA SEBAGAI PERANGSANG KEPEKAAN SOSIAL MASAYARAKAT DESA SINGOSAREN


PENDAHULUAN

Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisipan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat, khususnya generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak di bidang kesejahteraan sosial.
Karang Taruna Jaya Kusuma berdiri pada tanggal 13 Maret 2009, dengan struktur  organisasi yang terdiri dari seorang ketua, bendahara, sekretaris dan seksi-seksi yang memiliki koordinatornya masing-masing. Dalam kepengurusan Karang Taruna Jaya Kusuma, jabatan wakil ketua ditiadakan karena dianggap tidak efektif. Tanggung jawab dan tugas-tugas wakil ketua kemudian dilimpahkan pada koordinator dari tiap-tiap seksi yang ada.
Karang Taruna Jaya Kusuma berasal dari Desa Singosaren, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Desa Singosaren ini terletak di wilayah suburban, yaitu suatu wilayah di luar batas-batas kota tetapi letaknya tidak jauh dari pusat kota. Oleh karenanya, di Desa Singosaren dapat diidentifikasi keberadaan kultur masyarakat kota di tengah-tengah budaya hidup masyarakat desa.
Dengan letaknya yang strategis dan didukung oleh ketersediaan sumber daya alam serta sektor-sektor perekonomian yang ada, Desa Singosaren sebenarnya merupakan desa yang memiliki potensi besar untuk maju. Namun, hal terpenting disini adalah warga masyarakat desa, yang merupakan pemeran utama pembangunan desa. Dibutuhkan kesadaran, kemauan, dan kerja-sama warga agar dapat membangun desa menjadi lebih maju dan produktif.
Akan tetapi, menggugah kesadaran masyarakat bukanlah hal yang mudah dilakukan. Maka bagaimanakah upaya Karang Taruna Jaya Kusuma untuk menggugah ‘wong ndeso’ agar optimis dalam memajukan kesejahteraan desa dan kehidupan masing-masing?
Karang Taruna Jaya Kusuma memiliki empat misi. Misi yang pertama adalah memberikan akses informasi yang seluas-luasnya untuk memperbaiki kualitas kehidupan. Kemudian yang kedua adalah memberikan peluang-peluang pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal  yang setinggi-tingginya. Ketiga, memberikan peluang ekonomi yang selebar-lebarnya. Lalu yang keempat membangun karakter pemuda Singosaren yang berjiwa Pancasila.

ISI

Tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan memperoleh pendidikan antara desa dan kota masih belum merata. Hal ini tampak dari kecilnya kesempatan maupun sarana penunjang pendidikan yang ada di desa apabila dibandingkan dengan yang ada di kota. Kualitas pendidikan di desa dengan pendidikan di kota pun tidak setara. Ketidak-setaraan semacam ini ternyata memiliki beberapa dampak yang kurang baik. Salah satunya yaitu timbulnya anggapan bahwa masyarakat desa adalah masyarakat yang rendah, tertinggal dan tidak berpendidikan. Sebagai kelanjutan dari dampak tersebut, timbul juga istilah-istilah ‘mendes’ (mentel ndeso) dan ‘gondes’ (gento ndeso) di kalangan anak muda, yang marak digunakan untuk menggambarkan pemuda-pemudi yang dianggap tidak kenal jaman, ketinggalan jaman, atau berlebih-lebihan dalam melakukan sesuatu. Tanpa disadari, anggapan-anggapan tersebut menimbulkan stratifikasi dan diskriminasi terhadap masyarakat dan hal-hal lain yang bersifat ‘ndeso’, sehingga masalah ketidak-merataan ini menjadi masalah sosial yang cukup rumit.
Masyarakat desa harus maju, setidaknya dalam hal pendidikan. Dengan segala sumber daya yang ada, desa dapat ditumbuh-kembangkan menjadi suatu pusat kegiatan yang maju dan dinamis. Untuk itu, inisiatif masyarakat setempat untuk bekerja keras menjadi kunci utama bagi kemajuan desa.
Berkaitan dengan ini, Karang Taruna Jaya Kusuma memiliki satu visi, yaitu mencerdaskan kehidupan pemuda Singisaren pada khususnya dan masyarakat Singosaren pada umumnya. Visi ini diwujudkan melalui beberapa program kerja. Salah satu program kerja Karang Taruna Jaya Kusuma ialah mengusahakan kesempatan untuk anak-anak, pemuda-pemudi desa dan bahkan orang tua agar dapat meraih pendidikan. Sehingga, dalam hal ini Karang Taruna Jaya Kusuma berperan membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah kesejahteraan sosial di tingkat desa, khususnya masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Dengan berpedoman dasar pada komitmen terhadap tanggung jawab sosial, Karang Taruna Jaya Kusuma secara bertahap memberi peluang bagi masyarakat desa pada umumnya dan pemuda pada khususnya untuk bertukar ilmu pengetahuan dan pengalaman. Selain itu, Karang Taruna Jaya Kusuma juga memiliki program-program lain, seperti penyediaan fasilitas internet dan pojok baca Sinau Bareng, yang bertujuan agar pada saatnya masyarakat dan pemuda desa Singosaren tidak sekedar mengonsunsi ilmu pengetahuan, tetapi juga kompeten dalam memproduksi ilmu.

PENUTUP

Kesejahteraan sosial merupakan cita-cita bangsa, namun pada kenyataannya masih banyak daerah-daerah yang hingga saat ini masih tertinggal atau bahkan belum tersentuh sama sekali.
Masalah sosial merupakan tanggung jawab bersama, yang penyelesainnya harus dilaksanakan oleh seluruh warga masyarakat secara serempak dan terkoordinasi. Pemuda sebagai generasi muda seharusnya peka terhadap fenomena-fenomena sosial yang sedang terjadi dan harus memiliki inisiatif untuk bergerak melakukan suatu perubahan. Sebagai pilar masa depan bangsa, hendaknya pemuda sejak dini memekakan diri terhadap lingkungan sosialnya. Aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan swadaya masyarakat merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan pemuda untuk menumbuhkan jiwa kemanusiaan. Partisipasi pemuda dalam kegiatan kemasyarakatan secara tidak langsung juga membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
            Karang Taruna Jaya Kusuma memancing pemuda untuk ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di Desa Singosaren. Pemuda menjadi tajam kepekaaan sosialnya ketika dilibatkan secara langsung dalam kegiatan organisasi, baik dalam hal kepengurusan maupun kegiatan belajar-mengajar dan berbagi ilmu pengetahuan di sanggar. Melalui terjun langsung inilah kepekaan dan kesadaran akan tanggung-jawab sosial pemuda di  daerahnya akan tumbuh.
            Karang Taruna Jaya Kusuma bergerak dengan mendaya-gunakan sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh Desa Singosaren, sehingga tidak sedikit warga desa yang terlibat ketika Karang Taruna mengadakan kegiatan-kegiatan. Pembauran masyarakat seperti ini akan memperkenalkan warga desa terhadap berbagai upaya dan kemungkinan yang masih ada dan  dapat dilakukan untuk membangun kesejahteraan masyarakat desa.
            Kepengurusan yang tidak diikat oleh aturan apapun melainkan sebuah komitmen terhadap masyarakat desa mengenai tanggung-jawab pengurus terhadap kesejahteraan sosial warga, merupakan suatu pebuktian bahwa  Karang taruna Jaya Kusuma memilikii tanggung-jawab kontribusi nyata untuk kemajuan Desa Singosaren. #bridgingcourse03



Narasumber:  Lisa Lindawati, ketua Karang Taruna Jaya Kusuma.

Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar