PENDAHULUAN
Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda
nonpartisipan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial
dari, oleh, dan untuk masyarakat, khususnya generasi muda di wilayah
desa/kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak di
bidang kesejahteraan sosial.
Karang Taruna Jaya
Kusuma berdiri pada tanggal 13 Maret 2009, dengan struktur organisasi yang terdiri dari seorang ketua,
bendahara, sekretaris dan seksi-seksi yang memiliki koordinatornya masing-masing.
Dalam kepengurusan Karang Taruna Jaya Kusuma, jabatan wakil ketua ditiadakan
karena dianggap tidak efektif. Tanggung jawab dan tugas-tugas wakil ketua
kemudian dilimpahkan pada koordinator dari tiap-tiap seksi yang ada.
Karang Taruna Jaya Kusuma
berasal dari Desa Singosaren, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Desa Singosaren
ini terletak di wilayah suburban, yaitu suatu wilayah di luar batas-batas kota
tetapi letaknya tidak jauh dari pusat kota. Oleh karenanya, di Desa Singosaren
dapat diidentifikasi keberadaan kultur masyarakat kota di tengah-tengah budaya
hidup masyarakat desa.
Dengan letaknya yang
strategis dan didukung oleh ketersediaan sumber daya alam serta sektor-sektor
perekonomian yang ada, Desa Singosaren sebenarnya merupakan desa yang memiliki
potensi besar untuk maju. Namun, hal terpenting disini adalah warga masyarakat desa,
yang merupakan pemeran utama pembangunan desa. Dibutuhkan kesadaran, kemauan,
dan kerja-sama warga agar dapat membangun desa menjadi lebih maju dan
produktif.
Akan tetapi, menggugah
kesadaran masyarakat bukanlah hal yang mudah dilakukan. Maka bagaimanakah upaya
Karang Taruna Jaya Kusuma untuk menggugah ‘wong ndeso’ agar optimis dalam
memajukan kesejahteraan desa dan kehidupan masing-masing?
Karang
Taruna Jaya Kusuma memiliki empat misi. Misi yang pertama adalah memberikan akses informasi yang
seluas-luasnya untuk memperbaiki kualitas kehidupan. Kemudian yang kedua adalah
memberikan peluang-peluang pendidikan, baik formal, informal, maupun
nonformal yang setinggi-tingginya. Ketiga, memberikan peluang ekonomi
yang selebar-lebarnya. Lalu yang keempat membangun karakter pemuda Singosaren
yang berjiwa Pancasila.
ISI
Tidak dapat dipungkiri
bahwa kesempatan memperoleh pendidikan antara desa dan kota masih belum merata.
Hal ini tampak dari kecilnya kesempatan maupun sarana penunjang pendidikan yang
ada di desa apabila dibandingkan dengan yang ada di kota. Kualitas pendidikan
di desa dengan pendidikan di kota pun tidak setara. Ketidak-setaraan semacam
ini ternyata memiliki beberapa dampak yang kurang baik. Salah satunya yaitu
timbulnya anggapan bahwa masyarakat desa adalah masyarakat yang rendah,
tertinggal dan tidak berpendidikan. Sebagai kelanjutan dari dampak tersebut,
timbul juga istilah-istilah ‘mendes’ (mentel ndeso) dan ‘gondes’ (gento ndeso)
di kalangan anak muda, yang marak digunakan untuk menggambarkan pemuda-pemudi
yang dianggap tidak kenal jaman, ketinggalan jaman, atau berlebih-lebihan dalam
melakukan sesuatu. Tanpa disadari, anggapan-anggapan tersebut menimbulkan
stratifikasi dan diskriminasi terhadap masyarakat dan hal-hal lain yang
bersifat ‘ndeso’, sehingga masalah ketidak-merataan ini menjadi masalah sosial
yang cukup rumit.
Masyarakat desa harus
maju, setidaknya dalam hal pendidikan. Dengan segala sumber daya yang ada, desa
dapat ditumbuh-kembangkan menjadi suatu pusat kegiatan yang maju dan dinamis.
Untuk itu, inisiatif masyarakat setempat untuk bekerja keras menjadi kunci
utama bagi kemajuan desa.
Berkaitan dengan ini,
Karang Taruna Jaya Kusuma memiliki satu visi, yaitu mencerdaskan kehidupan
pemuda Singisaren pada khususnya dan masyarakat Singosaren pada umumnya. Visi
ini diwujudkan melalui beberapa program kerja. Salah satu program kerja Karang
Taruna Jaya Kusuma ialah mengusahakan kesempatan untuk anak-anak, pemuda-pemudi
desa dan bahkan orang tua agar dapat meraih pendidikan. Sehingga, dalam hal ini
Karang Taruna Jaya Kusuma berperan membantu pemerintah dalam menanggulangi
masalah kesejahteraan sosial di tingkat desa, khususnya masalah-masalah yang
berkaitan dengan pendidikan. Dengan berpedoman dasar pada komitmen terhadap
tanggung jawab sosial, Karang Taruna Jaya Kusuma secara bertahap memberi
peluang bagi masyarakat desa pada umumnya dan pemuda pada khususnya untuk
bertukar ilmu pengetahuan dan pengalaman. Selain itu, Karang Taruna Jaya Kusuma
juga memiliki program-program lain, seperti penyediaan fasilitas internet dan
pojok baca Sinau Bareng, yang bertujuan agar pada saatnya masyarakat dan pemuda
desa Singosaren tidak sekedar mengonsunsi ilmu pengetahuan, tetapi juga
kompeten dalam memproduksi ilmu.
PENUTUP
Kesejahteraan sosial
merupakan cita-cita bangsa, namun pada kenyataannya masih banyak daerah-daerah
yang hingga saat ini masih tertinggal atau bahkan belum tersentuh sama sekali.
Masalah sosial
merupakan tanggung jawab bersama, yang penyelesainnya harus dilaksanakan oleh
seluruh warga masyarakat secara serempak dan terkoordinasi. Pemuda sebagai
generasi muda seharusnya peka terhadap fenomena-fenomena sosial yang sedang
terjadi dan harus memiliki inisiatif untuk bergerak melakukan suatu perubahan.
Sebagai pilar masa depan bangsa, hendaknya pemuda sejak dini memekakan diri
terhadap lingkungan sosialnya. Aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
swadaya masyarakat merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan pemuda untuk
menumbuhkan jiwa kemanusiaan. Partisipasi pemuda dalam kegiatan kemasyarakatan
secara tidak langsung juga membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Karang
Taruna Jaya Kusuma memancing pemuda untuk ikut aktif berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di Desa Singosaren. Pemuda menjadi tajam
kepekaaan sosialnya ketika dilibatkan secara langsung dalam kegiatan
organisasi, baik dalam hal kepengurusan maupun kegiatan belajar-mengajar dan
berbagi ilmu pengetahuan di sanggar. Melalui terjun langsung inilah kepekaan
dan kesadaran akan tanggung-jawab sosial pemuda di daerahnya akan tumbuh.
Karang
Taruna Jaya Kusuma bergerak dengan mendaya-gunakan sumber daya dan potensi yang
dimiliki oleh Desa Singosaren, sehingga tidak sedikit warga desa yang terlibat ketika
Karang Taruna mengadakan kegiatan-kegiatan. Pembauran masyarakat seperti ini
akan memperkenalkan warga desa terhadap berbagai upaya dan kemungkinan yang
masih ada dan dapat dilakukan untuk membangun
kesejahteraan masyarakat desa.
Kepengurusan
yang tidak diikat oleh aturan apapun melainkan sebuah komitmen terhadap
masyarakat desa mengenai tanggung-jawab pengurus terhadap kesejahteraan sosial
warga, merupakan suatu pebuktian bahwa
Karang taruna Jaya Kusuma memilikii tanggung-jawab kontribusi nyata
untuk kemajuan Desa Singosaren. #bridgingcourse03
Narasumber: Lisa Lindawati, ketua Karang Taruna Jaya
Kusuma.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar